Susunan Berita
Susunan berita yang paling lazim dipergunakan adalah dengan urutan : judul, kepala berita dan tubuh berita (ada pula yang menambahkan penutup).
1. Judul
Meskipun judul letaknya paling atas, tetap tidak harus dibuat terlebih dahulu. Judul hanya terdiri dari satu kalimat. Judul harus mencerminkan isi beritanya. Membuat judul bisa mengambil petikan kalimat dalam tubuh berita, baik kalimat langsung maupun tidak, ataupun membuat susunan sendiri. Bisa jadi, judul terdiri atas satu sampai dua baris. Jika harus dibuat dua baris, hendaknya terkandung suatu maksud. Ada kalanya judul yang dibuat tidak mencerminkan isi beritanya. Biasanya ini dilakukan untuk berita yang bersifat ringan.
2. Kepala Berita
Yang dimaksud kepala berita adalah bagian berita yang paling penting diantara sekian banyak bagian lainnya. Pembagian ini penting untuk merangsang pembaca agar membaca tulisannya sampai selesai. Kepala berita hendaknya tidak terlalu panjang, antara satu sampai empat kalimat. Bisa jadi merupakan intisasri dari semua tulisan.
Dengan demikian susunan akan dimulai dari yang umum menuju yang khusus. Boleh juga kepala berita ditempatkan sebagai bagian khusus tulisan. Namun, harap diingat, kepala berita tidak harus mengandung semua unsur. Hal ini bisa dilakukan asalkan tidak terlalu panjang. Tetapi lazimnya kepala berita merupakan gabungan dari beberapa unsur berita. Pemilihannya tentu memperhatikan mana yang paling penting dan mana yang kurang penting.
3. Tubuh Berita
Tubuh berita adalah uraian berita setelah kepala berita. Tubuh berita membeberkan kejadian yang berlangsung dan diselingi kalimat-kalimat langsung dari tokoh yang terkait dengan kejadian. Tetapi tetap perlu diperhatikan mana yang penting ditulis dan mana yang tidak. Penyusunan tubuh berita hendaknya tetap mengacu pada masalah yang diberitakan. Meskipun demikian, wartawan diperkenankan pula memasukkan masalah lain asalkan dalam satu konteks.
4. Penutup
Penutup biasanya merupakan penegasan ulang terhadap pernyataan sebelumnya.
Penggunaan Kalimat
Kalimat yang digunakan untuk menyusun berita hendaknya tetap berpedoman pada penggunaan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik susunannya, kata-katanya, maupun tanda bacanya. Dalam hal-hal tertentu, media massa memang menghalalkan penyimpangan. Biasanya penyimbangan dari tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, dilakukan untuk menghidupkan tulisan.
Kata-kata yang bukan dari bahasa Indonesia atau menyimpang dari ketentuan bahasa, hendaknya dicetak miring, ini menunjukkan pemakaian kata itu memang disengaja. Untuk menghidupkan tulisan itu pula, ada kalanya diselipkan kutipan langsung, itu hendaknya tetap berada dalam satu alenia kecuali bila kutipan itu sendiri isinya berbeda dengan alenia sebelumnya.
Kalimat dalam berita hendaknya hemat, pengulangan sedapat mungkin dihindari. Juga usahakan selalu memakai kalimat aktif dalam memberikan segala sesuatu. (*)