Selasa, 31 Januari 2012

Menulis Berita (2)

Susunan Berita 
           Susunan berita yang paling lazim dipergunakan adalah dengan urutan : judul, kepala berita dan tubuh berita (ada pula yang menambahkan penutup). 

1. Judul 
            Meskipun judul letaknya paling atas, tetap tidak harus dibuat terlebih dahulu. Judul hanya terdiri dari satu kalimat. Judul harus mencerminkan isi beritanya. Membuat judul bisa mengambil petikan kalimat dalam tubuh berita, baik kalimat langsung maupun tidak, ataupun membuat susunan sendiri. Bisa jadi, judul terdiri atas satu sampai dua baris. Jika harus dibuat dua baris, hendaknya terkandung suatu maksud. Ada kalanya judul yang dibuat tidak mencerminkan isi beritanya. Biasanya ini dilakukan untuk berita yang bersifat ringan. 

2. Kepala Berita 
           Yang dimaksud kepala berita adalah bagian berita yang paling penting diantara sekian banyak bagian lainnya. Pembagian ini penting untuk merangsang pembaca agar membaca tulisannya sampai selesai. Kepala berita hendaknya tidak terlalu panjang, antara satu sampai empat kalimat. Bisa jadi merupakan intisasri dari semua tulisan. 
           Dengan demikian susunan akan dimulai dari yang umum menuju yang khusus. Boleh juga kepala berita ditempatkan sebagai bagian khusus tulisan. Namun, harap diingat, kepala berita tidak harus mengandung semua unsur. Hal ini bisa dilakukan asalkan tidak terlalu panjang. Tetapi lazimnya kepala berita merupakan gabungan dari beberapa unsur berita. Pemilihannya tentu memperhatikan mana yang paling penting dan mana yang kurang penting.

3. Tubuh Berita 
            Tubuh berita adalah uraian berita setelah kepala berita. Tubuh berita membeberkan kejadian yang berlangsung dan diselingi kalimat-kalimat langsung dari tokoh yang terkait dengan kejadian. Tetapi tetap perlu diperhatikan mana yang penting ditulis dan mana yang tidak. Penyusunan tubuh berita hendaknya tetap mengacu pada masalah yang diberitakan. Meskipun demikian, wartawan diperkenankan pula memasukkan masalah lain asalkan dalam satu konteks. 

4. Penutup
            Penutup biasanya merupakan penegasan ulang terhadap pernyataan sebelumnya. 

Penggunaan Kalimat 
            Kalimat yang digunakan untuk menyusun berita hendaknya tetap berpedoman pada penggunaan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik susunannya, kata-katanya, maupun tanda bacanya. Dalam hal-hal tertentu, media massa memang menghalalkan penyimpangan. Biasanya penyimbangan dari tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, dilakukan untuk menghidupkan tulisan. 
             Kata-kata yang bukan dari bahasa Indonesia atau menyimpang dari ketentuan bahasa, hendaknya dicetak miring, ini menunjukkan pemakaian kata itu memang disengaja. Untuk menghidupkan tulisan itu pula, ada kalanya diselipkan kutipan langsung, itu hendaknya tetap berada dalam satu alenia kecuali bila kutipan itu sendiri isinya berbeda dengan alenia sebelumnya. 
            Kalimat dalam berita hendaknya hemat, pengulangan sedapat mungkin dihindari. Juga usahakan selalu memakai kalimat aktif dalam memberikan segala sesuatu. (*)
Read More..

Senin, 30 Januari 2012

Menulis Berita (1)


Pendapat orang tentang apa yang dimaksud dengan berita itu bermacam-macam, berbeda-beda satu sama lain, tidak saja karena sudut pandang dan titik perhatiannya yang berbeda, tetapi juga karena kepentingannya terhadap berita itu juga berbeda.

Berita bukanlah kejadian, melainkan laporan mengenai kejadian. Kalau dianggap komoditi, maka berita adalah komoditi yang mudah rusak/binasa ataupun basi. Kalau dianggap sebagai kekayaan maka berita adalah kekayaaan yang selalu berubah, karena nilai-nilai yang mudah berganti.


Syarat-Syarat Berita :
1. Aktualitas
            Semakin hangat berita tersebut, semakin membuat pembaca tertarik untuk membaca dan menikmati.

2. Skala Berita
            Yang dimaksud adalah kemampuan berita tersebut menyentuh banyak orang dalam radius yang luas. Masalah yang menyangkut jutaan orang tentu lebih menarik dibanding masalah yang menyangkut belasan orang saja.

3. Ketokohan
            Ketokohan bukan hanya dilihat dari segi ketokohan formal saja, melainkan ketokohan informal juga. Tokoh formal adalah tokoh yang diangkat secara resmi baik oleh masyarakat maupun lembaga. Sementara tokoh informal tidak diangkat, melainkan diakui ketokohannya oleh masyarakat.

4. Inovatif
            Inovasi adalah temuan baru, baik berupa benda maupun ide yang mampu memecahkan permasalahn dengan baik dari sebelumnya.

5. Unik
            Sesuatu sering dikatakan menarik karena unik. Oleh karena unik membuatnya menjadi berbeda dengan yang lain.

6. Informatif
            Sudah pasti informasi ini adalah yang baru dan mengundang manfaat bagi yang menerima informasi tersebut.


Unsur Berita :
            Berita yang lengkap akan memuat enam unsur yang dikenal dengan rumus 5W+1H (what, where, why, when, who dan how) yaitu : apa, dimana, kapan, mengapa, siapa dan bagaimana. Masing-masing unsur harus masuk dalam suatu berita, meskipun penempatannya dilain alenia. Penguraian masing-masing unsur harus memperhatikan pokok masalah yang akan ditulis. Misalnya, tulisan mengenai profil seseorang maka ditekankan pada unsur ‘who’.


Bentuk Tulisan :
            Sebenarnya menulis berita sama dengan menulis tulisan lain, seperti tulisan surat. Yang penting tulisan itu bisa dipahami dan enak dibaca. Tetap karena tulisan berita mempunyai kekhususuan maka menuliskannya agak berbeda. Berita yang dimuat di media massa harus mampu merayu pembacanya dan menarik perhatian agar dibaca sampai habis. Oleh karena itu, wartawan dituntut untuk memiliki kemahiran menyusun kata-kata.

            Tulisan yang menarik, dimulai dari yang penting menuju yang kurang penting. Tulisan seperti ini disebut dengan tulisan model piramida terbalik. Susunan berita ini menjadi model hampir semua media massa. Dengan tulisan yang lebih penting dulu, pembaca diharapkan akan terpikat, seorang redaktur juga akan mudah memotong tulisan tersebut, apabila dirasa ruangnya kurang mencukupi.

            Kebalikan model tulisan itu adalah piramida tegak. Yaitu berita yang ditulis mulai kurang penting menuju ke yang paling penting. Alasan sebenarnya hampir sama dengan model tulisan sebelumnya, yakni untuk promosi. Dengan model tulisan seperti ini, pembaca belum mendapatkan sesuatu di awal tulisan, karena itulah dia meneruskan sampai akhir. Tetapi perlu diingat orang sekarang semakin efektif dan efisien dalam bertindak. Begitu membaca tulisan itu, karena tidak segera mendapatkan apa-apa, maka segera ditinggalkan tulisan tersebut, karena itulah berita dengan tulisan ini sekarang jarang digunakan.

            Model yang lain adalah bentuk blok. Model ini mencampur berita penting dan kurang penting. Memang sudah menjadi tulisan ini akan menarik, tapi seorang redaktur akan kesulitan dalam memotongnya apabila ruangan tidak cukup. Karena itu berita menggunakan model ini jarang dipakai.

(bersambung)

Read More..

Jumat, 27 Januari 2012

Mengenal Jurnalistik (2)

John M. Sidal, pemimpin redaksi American Magazine berdasarkan pengalamannya menyimpulkan, “apa yang menyangkut tentang manusia dan tentang diri sendiri seseorang akan selalu mematik perhatian masyarakat”. Dia mengibaratkan kesukaan setiap orang dirinya sendiri di depan cermin. Inilah yang dalam dunia jurnalistik dikenal dengan teori cermin.

Harian Pos Kota pada awal penerbitannya dengan berhasil sekali menggunakan teori cermin. Misalnya foto-fotonya memuat sebanyak mungkin orang. Sebab orang memang suka melihat dirinya di depan cermin. Untuk mengetahui sejauh mana suatu peristiwa atau fakta itu dapat menarik perhatian masyarakat atau singkatnya menjadi berita, sering ditentukan oleh seberapa besar seseorang itu memiliki penciuman berita (nose of news).

Ada sejumlah ‘tips’ untuk segera memperkirakan bahwa suatu peristiwa/fakta menarik perhatian masyarakat apabila memiliki unsur-unsur dibawah ini :

a. Peristiwa yang mengandung unsur konflik. Sampai batas tertentu, sesuatu yang sifatnya berbau konflik selalu akan menarik perhatian setiap orang. Misalnya berita peperangan, pertandingan olahraga yang besar, pertarungan politik, dsb.
b. Hal-hal yang meliputi kemajuan dan perkembangan. Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai perubahan-perubahan atau kemajuan-kemajuan, misalnya penemuan teknologi baru.
c. Peristiwa-peristiwa yang mengandung konsekuensi-konsekuensi pada masyarakat. Misalnya berita kenaikan harga BBM dan listrik.
d. Peristiwa yang menyangkut tokoh terkemuka dan populer. Ungkapan dalam jurnalistik dikenal dengan ‘man makes news’. Misalnya tokoh politik, bintang film, penyanyi, menteri, presiden atau lainnya.
e. Peristiwa yang tidak biasa (novelty). Misalnya seekor anjing yang berpisah sekian lama, berhasil menemukan tuannya kembali setelah berpisah ratusan kilometer.
f. Peristiwa yang mengandung unsur human interest. Yaitu kejadian/fakta yang mendatangkan rasa belas kasihan, simpati atau kesetiakawanan. 
g. Peristiwa yang menyangkut seks dan kriminal (sex and crime). Tulisan seperti ini akan sangat diminati banyak kalangan pembaca, baik tua maupun muda.

Sebuah tulisan akan menarik untuk dibaca, apabila ditulis dengan gaya bahasa yang menarik. Para wartawan senior sering menyebutnya, gaya penulisan adalah suara dari kata-kata yang tertulis diatas kertas. Ada beberapa ‘tips’ untuk menghasilkan berita yang dapat memikat pembaca yaitu : 
a. Hindari penggunaan kata-kata mubazir
b. Hindari memasukkan opini
c. Buatlah kalimat dan paragraf yang pendek dan jelas.
d. Gunakanlah kata-kata sederhana, umum dan akurat.
e. Apabila menyebutkan nama orang dalam berita, hendaknya disebutkan identitasnya
f. Meskipun seorang wartawan menyaksikan sendiri suatu peristiwa, namun di tetap harus mengkonfirmasikan pada sumber yang berwenang dan harus cover both side bila berita menyangkut perselisihan dua pihak. (*)
Read More..

Kamis, 26 Januari 2012

Mengenal Jurnalistik (1)


Jurnalistik berasal dari akar kata bahasa latin diurnis, yang kemudian menjadi diurnalis, yang artinya harian. Jadi pengertian umum meneganai jurnalistik yang akan dibicarakan adalah pekerjaan yang memiliki sangkut paut dengan pengumpulan, penulisan dan penyuntingan berita mengenai suatu peristiwa yang menjadi perhatian masyarakat, untuk disajikan dalam media surat kabar, radio atau televisi.

Jadi unsur-unsur kegiatannya meliputi :
a.      Pengumpulan atau pencarian
b.      Penulisan
c.       Penyuntingan (editing-termasuk di dalamnya pemerkaryaan tulisan itu)

Oleh orang-orang pers, kegiatan ini termasuk dalam lingkup teknik-teknik dasar tentang penulisan berita dan penyuntingan atau istilah yang lazim juga digunakan adalah news writing dan editing. Didalamnya mencakup teknik lead dan anatomi berita. Mengenai hal tersebut akan dibicarakan lebih lanjut pada pembahasan materi selanjutnya.

Disebutkan diatas, rangkain kegiatan itu harus mengenai suatu peristiwa yang menjadi perhatian masyarakat. Pertanyaan selanjutnya adalah, apa saja peristiwa menarik perhatian masyarakat itu? Inilah yang sering disebut orang dengan peristiwa yang memiliki nilai berita atau dalam dunia jurnalistik lebih dikenal sebagai news value.

Secara garis besar, peristiwa atau fakta yang dapat menarik perhatian masyarakat ditentukan oleh :
a.      Aktualitasnya
b.      Jarak antara tempat kejadian dengan pembaca (semakin dekat semakin menarik perhatian)
c.       Tempat terjadinya peristiwa atau ditemukannya fakta
d.      Isi beritanya

(bersambung)
Read More..

Rabu, 25 Januari 2012

Arti Wartawan*

Wartawan atau jurnalis adalah seorang yang melakukan jurnalisme, yaitu orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan/ dimuat di media massa secara teratur. Laporan ini lalu dapat dipublikasi dalam media massa, seperti koran, televisi, radio, majalah, film dokumentasi, dan internet. Wartawan mencari sumber mereka untuk ditulis dalam laporannya; dan mereka diharapkan untuk menulis laporan yang paling objektif dan tidak memiliki pandangan dari sudut tertentu untuk melayani masyarakat.

Istilah jurnalis dan wartawan di Indonesia

Istilah jurnalis baru muncul di Indonesia setelah masuknya pengaruh ilmu komunikasi yang cenderung berkiblat ke Amerika Serikat. Istilah ini kemudian berimbas pada penamaan seputar posisi-posisi kewartawanan. Misalnya, "redaktur" menjadi "editor."
Pada saat Aliansi Jurnalis Independen berdiri, terjadi kesadaran tentang istilah jurnalis ini. Menurut aliansi ini, jurnalis adalah profesi atau penamaan seseorang yang pekerjaannya berhubungan dengan isi media massa. Jurnalis meliputi juga kolumnis, penulis lepas, fotografer, dan desain grafis editorial. Akan tetapi pada kenyataan referensi penggunaannya, istilah jurnalis lebih mengacu pada definisi wartawan.
Sementara itu wartawan, dalam pendefinisian Persatuan Wartawan Indonesia, hubungannya dengan kegiatan tulis menulis yang di antaranya mencari data (riset, liputan, verifikasi) untuk melengkapi laporannya. Wartawan dituntut untuk objektif, hal ini berbeda dengan penulis kolom yang bisa mengemukakan subjektivitasnya.

Asal dan ruang lingkup istilah jurnalis

Dalam awal abad ke-19, jurnalis berarti seseorang yang menulis untuk jurnal, seperti Charles Dickens pada awal kariernya. Dalam abad terakhir ini artinya telah menjadi seorang penulis untuk koran dan juga majalah.
Banyak orang mengira jurnalis sama dengan reporter, seseorang yang mengumpulkan informasi dan menciptakan laporan, atau cerita. Tetapi, hal ini tidak benar karena dia tidak meliputi tipe jurnalis lainnya, seperti kolumnis, penulis utama, fotografer, dan desain editorial.
Tanpa memandang jenis media, istilah jurnalis membawa konotasi atau harapan profesionalitas dalam membuat laporan, dengan pertimbangan kebenaran dan etika.

*sumber : wikipedia bahasa indonesia
Read More..