Pendapat orang tentang apa yang dimaksud dengan berita itu
bermacam-macam, berbeda-beda satu sama lain, tidak saja karena sudut pandang
dan titik perhatiannya yang berbeda, tetapi juga karena kepentingannya terhadap
berita itu juga berbeda.
Berita bukanlah kejadian, melainkan laporan mengenai
kejadian. Kalau dianggap komoditi, maka berita adalah komoditi yang mudah
rusak/binasa ataupun basi. Kalau dianggap sebagai kekayaan maka berita adalah
kekayaaan yang selalu berubah, karena nilai-nilai yang mudah berganti.
Syarat-Syarat Berita :
1. Aktualitas
Semakin
hangat berita tersebut, semakin membuat pembaca tertarik untuk membaca dan
menikmati.
2. Skala Berita
Yang
dimaksud adalah kemampuan berita tersebut menyentuh banyak orang dalam radius
yang luas. Masalah yang menyangkut jutaan orang tentu lebih menarik dibanding
masalah yang menyangkut belasan orang saja.
3. Ketokohan
Ketokohan
bukan hanya dilihat dari segi ketokohan formal saja, melainkan ketokohan
informal juga. Tokoh formal adalah tokoh yang diangkat secara resmi baik oleh
masyarakat maupun lembaga. Sementara tokoh informal tidak diangkat, melainkan
diakui ketokohannya oleh masyarakat.
4. Inovatif
Inovasi
adalah temuan baru, baik berupa benda maupun ide yang mampu memecahkan
permasalahn dengan baik dari sebelumnya.
5. Unik
Sesuatu
sering dikatakan menarik karena unik. Oleh karena unik membuatnya menjadi
berbeda dengan yang lain.
6. Informatif
Sudah pasti
informasi ini adalah yang baru dan mengundang manfaat bagi yang menerima
informasi tersebut.
Unsur Berita :
Berita yang
lengkap akan memuat enam unsur yang dikenal dengan rumus 5W+1H (what, where,
why, when, who dan how) yaitu : apa, dimana, kapan, mengapa, siapa dan
bagaimana. Masing-masing unsur harus masuk dalam suatu berita, meskipun
penempatannya dilain alenia. Penguraian masing-masing unsur harus memperhatikan
pokok masalah yang akan ditulis. Misalnya, tulisan mengenai profil seseorang
maka ditekankan pada unsur ‘who’.
Bentuk Tulisan :
Sebenarnya
menulis berita sama dengan menulis tulisan lain, seperti tulisan surat . Yang penting
tulisan itu bisa dipahami dan enak dibaca. Tetap karena tulisan berita
mempunyai kekhususuan maka menuliskannya agak berbeda. Berita yang dimuat di
media massa
harus mampu merayu pembacanya dan menarik perhatian agar dibaca sampai habis. Oleh
karena itu, wartawan dituntut untuk memiliki kemahiran menyusun kata-kata.
Tulisan yang
menarik, dimulai dari yang penting menuju yang kurang penting. Tulisan seperti
ini disebut dengan tulisan model piramida terbalik. Susunan berita ini menjadi
model hampir semua media massa .
Dengan tulisan yang lebih penting dulu, pembaca diharapkan akan terpikat, seorang
redaktur juga akan mudah memotong tulisan tersebut, apabila dirasa ruangnya
kurang mencukupi.
Kebalikan
model tulisan itu adalah piramida tegak. Yaitu berita yang ditulis mulai kurang
penting menuju ke yang paling penting. Alasan sebenarnya hampir sama dengan model
tulisan sebelumnya, yakni untuk promosi. Dengan model tulisan seperti ini,
pembaca belum mendapatkan sesuatu di awal tulisan, karena itulah dia meneruskan
sampai akhir. Tetapi perlu diingat orang sekarang semakin efektif dan efisien
dalam bertindak. Begitu membaca tulisan itu, karena tidak segera mendapatkan
apa-apa, maka segera ditinggalkan tulisan tersebut, karena itulah berita dengan
tulisan ini sekarang jarang digunakan.
Model yang
lain adalah bentuk blok. Model ini mencampur berita penting dan kurang penting.
Memang sudah menjadi tulisan ini akan menarik, tapi seorang redaktur akan
kesulitan dalam memotongnya apabila ruangan tidak cukup. Karena itu berita
menggunakan model ini jarang dipakai.
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar